Bolehkah penderita maag minum Kopi?

sakit-maag-boleh-minum-kopi


Perkara kecil yang sering menjadi persoalan para penggemar kopi yang punya masalah lambung.

MASALAH boleh tidaknya seorang penderita maag meminum kopi ini sebetulnya kerap ditanyakan oleh pelanggan bedhag kopi sendiri. Kebanyakan yang bertanya itu umumnya segera mendikte bahwa kopi akan membuat maag mereka kambuh sehingga menolak segala saran tanpa memberi kesempatan sebentar untuk mendengar. Kadang-kadang itu menyebalkan.

Menurut saya, kopi masih tetap bisa diminum meskipun seseorang menderita sakit maag. Beberapa tahun lalu saya pernah dirawat inap karena maag akut selama dua hari yang selama itu pula cairan infus setidaknya 10 botol telah masuk. (Beberapa teman kemudian bercanda bahwa jangan-jangan cairan infus itu saya minum saking banyaknya. Lol). Namun saat ini biasanya saya justru menghabiskan 2-3 cangkir kopi (yang diseduh manual) setiap hari tanpa ada masalah maag kumat—setidaknya sampai saat ini.

Jadi jika ditanyakan bolehkah seorang penderita maag minum kopi? Maka jawabannya, menurut pengalaman saya, ya tentu saja bisa. Tapi tetap ada beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum minum kopi. Memilih kopi yang benar, lagi-lagi adalah salah satu kuncinya. Dan berikut adalah beberapa rekomendasi lainnya.

1. Pilih kopi Arabica

Bukan informasi baru lagi jika kopi Arabica memiliki kandungan kafein yang lebih rendah dibandingkan kopi Robusta. Kadar acidity pada varietas Arabica juga berada setengahnya di bawah Robusta. (Perlu diingat bahwa kadar tidak sama dengan rasa). Karena kandungan kafein dan acidity­-nya yang lebih rendah ini, maka Arabica masih aman dikonsumsi oleh para penderita maag.

2. Seduh manual

Karena kopi-kopi yang diseduh manual, atau istilah kerennya manual brew, umumnya memakai filter untuk ‘menyaring’ kopi. Filter ini menjadi semacam penyeleksi karakter-karakter baik dari kopi yang bukan hanya membuat karakter aslinya keluar, tapi juga menjadikan kopi lebih ringan karena proses ekstraksinya yang rata-rata hanya sekitar 2-3 menit. Metode seduh manual ini lebih pas dikonsumsi dibandingkan dengan metode tubruk yang biasanya melibatkan proses “perendaman” cukup lama. Proses ekstraksi lama akan membuat karakter kopi keluar secara berlebihan. Dan menurut saya itu tidak baik, bukan hanya untuk penderita maag.

pour-over

Salah satu metode manual brew yang cukup digemari adalah pour over.

3. Pastikan kopi yang akan diminum adalah yang segar.

Ini jugalah sebabnya kenapa rata-rata ahli kopi menyarankan untuk membeli biji kopi daripada bubuk. Kopi yang digiling sebelum diseduh akan menghasilkan bubuk yang segar dan hasil kopi yang nikmat. Selain itu, kopi yang segar juga memastikan kita tidak ada campuran lain yang tersisip ke dalam bubuk kopi. Dengan kata lain, yang akan kita seduh dan minum adalah sebenarnya kopi. Bukan minuman yang dicampurkan bubuk kopi. 

4. Sebaiknya tidak memilih kopi yang dark roast

Cukup banyak artikel yang menyebut bahwa semakin hitam (dark) kopi disangrai, maka akan semakin rendah juga kafein yang dikandungnya. Sejenak benar. Tapi mereka juga tidak menyebut bahwa semakin dark roastkopi itumaka semakin tinggi pula kandungan karbon dioksida yang dimilikinya. Karbon dioksida inilah yang –menurut pengalaman saya– justru bisa memicu maag kambuh seketika. (Saya pernah mencoba cold brew yang baru diendus saja aroma dark roast-nya sudah menguar lumayan kencang. Cold brew itu diminum cuma sampai setengah karena setelahnya saya mengaduh karena maag yang tiba-tiba menyerang). Untuk persoalan ini, sebaiknya mengonsumsi kopi yang disangrai hanya sampai pada level medium saja.

dark-roast

Kopi dark roast yang black as hell. 😀

5. Bagi penderita yang cukup akut, sebaiknya jangan minum kopi toksebelum makan

Perut yang kosong memang sangat berbahaya bagi penderita maag. Apalagi jika perut yang kosong itu diisi kopi berkafein tinggi. Pada penderita maag akut, kafein bisa memicu asam pada lambung dan membuat maag menjadi kumat. Sebaiknya konsumsi entah roti-rotian terlebih dahulu sebelum minum kopi.

 

Selain kelima rekomendasi ini, yang juga paling penting diperhatikan adalah jangan minum kopi instan! Seorang pembaca pernah menuliskan begini: Kopi instan bukan kopi, tapi minuman rasa kopi. Pernyataan yang saya sangat setuju. Kita tidak pernah tahu apa kandungan sebenarnya yang ada dalam kopi instan dan sebagai seorang yang sudah kapok dengan penyakit ini, saya pikir saya tidak mau main-main lagi untuk urusan kopi. :mrgreen:

Selamat minum kopi. :)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.