P4S Arum Sukmo

Saat ini kemajuan perkembangan tekhnologi inovasi pertanian khususnya penyampaian/penyebaran informasi dan teknologi sangatlah mudah dan sangat cepat didapatkan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi keberadaan kelembagaan petani yang ada, salah satunya adalah Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S).

P4S merupakan salah satu lembaga masyarakat yang dimiliki dan dikelola petani langsung baik secara perorangan maupun kelompok dalam meningkatkan peran aktif pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia pertanian seperti pelatihan, penyuluhan, dan pendidikan. Keberadaan P4S dalam suatu wilayah pertanian sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia petani ke depannya. Sehingga peran serta kelembagaan pertanian ini sangat dirasa positif oleh masyarakat khususnya petani.

Mengingat peran P4S sangat strategis dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia petani dalam mewujudkan kader-kader petani yang dapat bersaing di masa depan.P4S menjadi wadah tempat belajar dari petani, oleh petani, dan untuk petani, dengan prinsip azas yaitu keswadayaan dalam mengembangkan dan menjaga kemandirian melalui kemampuan memecahkan masalah baik teknis, sosial maupun ekonomi, demokrasi dalam melaksanakan setiap kegiatan pengelolaan dan penggunaan jasa kesepakatan dan keterlibatan bersama secara aktif.

P4S Arum Sukmo merupakan salah satu P4S yang lahir dari KUB Arum Sukmo yang berada di Dsn Sumber Candik Desa Panduman Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember yang fokus dalam pengembangan kapasitas produksi dan SDM di bidang Kopi . Salah satu misinya adalah terbentuknya Kampung Kopi Panduman. Kampung Kopi Panduman diharapkan menjadi salah satu kawasan sentra Kopi Organik di Kabupaten Jember yang mampu menerapkan pola pertanian kopi sesuai GAP.

JEMBER COFFEE ALL VARIANTS

BEDHAG COFFEE DJEMBERAN

Good morning/afternoon, ladies and gentlemen. Today I’ll introduce myself, my name is Donny Agustinus Waluyo, Nice to meet you all. I’ll to take you on a virtual journey to the exotic lands of East Java, where the captivating aroma of coffee fills the air and the tradition of coffee cultivation runs deep. Our focus will be on the unique and delightful coffee varieties that have made East Java a treasure trove for coffee enthusiasts worldwide.

“Robusta Jember” refers to one of the popular Robusta coffee varieties originating from the Jember region in East Java, Indonesia. Jember is one of the largest coffee-producing areas in Indonesia, and Robusta Jember coffee is well-known for its distinctive flavor and good quality.

Origin: Robusta Jember is grown in the Jember region and its surroundings in East Java, Indonesia. The coffee plants thrive at altitudes ranging from 600 to 1,000 meters above sea level, in a tropical climate suitable for coffee cultivation.
Variety and Taste: Robusta Jember is a variety of Robusta coffee (Coffea canephora), known for its stronger and more resilient coffee beans compared to Arabica coffee (Coffea arabica). The taste of Robusta Jember coffee is generally stronger and more bitter than Arabica coffee, with unique characteristics favored by some coffee enthusiasts.
Processing Method: After harvesting, the Robusta Jember coffee beans undergo various processing methods such as depulping, fermentation, drying, and sorting. Proper processing techniques can significantly impact the final quality of the coffee beans.
Liberika coffee is a lesser-known coffee species that is distinct from the more widely recognized Arabica and Robusta coffee varieties. Liberika coffee plants are believed to be hybrids of Arabica and Liberica coffee species. It is known for its unique flavor profile and ability to thrive in specific climates and soil conditions.

“Kopi Jember,” also known as Jember Coffee, is a renowned Indonesian coffee variety that hails from the picturesque regency of Jember in East Java. With a rich heritage deeply rooted in the fertile soils and favorable climate of the region, this coffee has become a symbol of Indonesia’s vibrant coffee culture.
————end—————

UJI KOMPETENSI BIDANG KOPI

TUK UJI KOMPETENSI LSP BKB

Kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang dilandasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi melalui pengetahuan, keterampilan dan sikap kerjanya dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai standar performa yang telah ditetapkan.

Standar performa yang telah ditetapkan adalah “ukuran” yang disepakati oleh para pemangku kepentingan tentang kompetensi yang diperlukan pada suatu bidang pekerjaan, sehingga sering disebut juga Standar Kompetensi. Dengan kata lain, Standar Kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Untuk memastikan atau sebagai pembuktian bahwa seseorang kompeten untuk suatu bidang pekerjaan perlu dilakukan asesmen atau uji kompetensi kepada yang bersangkutan. Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor berlisensi dan dilaksanakan sesuai pedoman Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di Tempat Uji Kompetensi (TUK) terakreditasi. Kepada para peserta uji kompetensi yang dinyatakan lulus diberikan Sertifikat Kompetensi yang berlaku untuk jangka waktu tertentu. Dengan demikian, uji kompetensi merupakan bagian dari proses Sertifikasi Kompetensi Kerja yang harus dilakukan secara sistematis, obyektif dan mengacu kepada Standar Kompetensi.

  • Manfaat Sertifikasi

Proses sertifikasi kompetensi kerja akan memastikan atau membuktikan bahwa peserta asesmen yang dinyatakan lulus betul-betul kompeten sesuai pengakuannya. Dengan demikian, proses sertifikasi akan memberikan manfaat bagi 3 (tiga) kelompok pemangku kepentingan, yaitu :

  • Bagi industri/perusahaan pengguna akan memudahkan dalam hal rekrutmen dan seleksi, penempatan/penugasan, penyesuaian remunerasi, pengembangan karir, pemilihan pendidikan dan pelatihan, peningkatan produksi dan K-3 serta pencegahan polusi.
  • Bagi tenaga kerja yang bersangkutan dapat meningkatkan daya saing dan mobilitas, memperoleh pengakuan dan penyesuaian renumerasi, peningkatan kepercayaan diri dan prospek karir.
  • Bagi pemerintah dapat membantu tugas pemerintahan dalam hal perlindungan dan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja, peningkatan daya saing di pasar kerja global, peningkatan efektifitas dan efisiensi lembaga pelatihan serta bursa tenaga kerja, yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

KOPI ROBUSTA JEMBER

Kopi bubuk Djemberan terbuat dari biji kopi robusta pilihan dari kebun peninggalan Belanda, diproses dengan metode paska panen natural (Dry proces) disangrai dengan mesin roasting modern, sehingga menghasilkan kopi dengan citarasa spesial, cocok bagi penyuka kopi hitam atau pengusaha kopi susu kekinian yang ingin meningkatkan usahanya dengan menggunakan kopi ini.

Robust merupakan kata asal dari nama salah satu jenis kopi, yakni kopi robusta. Dalam bahasa Inggris, robust memiliki makna “kuat”. Sesuai dengan arti tersebut, kopi robusta adalah minuman dari ekstrak biji kopi yang memiliki cita rasa kuat dan cenderung lebih pahit dibanding arabika.

Tanaman robusta yang memiliki nama ilmiah Coffea canephora, menghasilkan biji robusta yang banyak digunakan untuk bahan baku kopi instan dan pencampur kopi racikan agar cita rasa kopi semakin kuat. Selain itu, biji robusta juga banyak dimanfaatkan untuk membuat minuman kopi campuran susu seperti capucino, cafe latte, dan macchiato.

Tanaman robusta pertama kali ditemukan oleh ahli botani Belgia, di Kongo pada tahun 1898. Robusta adalah tanaman asli dari Afrika dan tumbuh dibeberapa negara seperti Kongo, Sudan, Liberia, dan Uganda.

Sejarah kopi di Indonesia menyebutkan, tanaman kopi mulai ditanam secara besar-besaran dan menjadi tanaman perkebunan di Indonesia mulai awal abad ke 20, termasuk jenis kopi robusta.

Perkembangan kopi robusta di Indonesia berkaitan dengan bencana wabah penyakit Hemileia vastatrix atau penyakit karat daun yang menyerang tanaman kopi. Akibatnya, pada 1878 sebagian besar perkebunan kopi di Indonesia rusak.

Kemudian pemerintah Belanda saat itu mengubah komoditi tanaman kopi yang awalnya jenis arabika beralih ke jenis kopi liberika, namun tetap diserang penyakit yang sama.

Pada tahun 1902 terdapat penelitian bahwa kopi jenis robusta lebih tahan terhadap penyakit karat daun yang menyerang dua jenis kopi sebelumnya. Oleh karena itu, jenis kopi robusta mulai didatangkan dari kebun raya Jardina, Brussel, Belgia.

Sekitar tahun 1907, hampir seluruh jenis tanaman liberika diganti dengan tanaman robusta. Upaya tersebut sesuai harapan, yakni tanaman perkebunan robusta tidak lagi terserang penyakit karat daun.

Sejak saat itu, perkebunan kopi yang tersebar di seluruh Indonesia sebagian besar memiliki jenis tanaman robusta untuk produksi kopi. Saat ini, Indonesia berada dibawah Vietnam dan Brazil sebagai penghasil robusta, serta 80% perkebunan kopi dalam negeri merupakan kebun kopi robusta, 17% kebun kopi arabika, dan 3% jenis kopi lainnya.

Bedhag Coffee Roastery yang berada di Jl. Jawa II no 4 menyediakan kopi asli Jember tersebut untuk memenuhi kebutuhan pengusaha Kafe/ Kedai di sekitar kampus Universitas Jember.

#kopijember #robustajember #jemberpusatkopirobustaterbaik #kopipahit #kopihitam #kopijawa #kopijemberan #kopihits #topkulinerjember #kopisusu #brandlokal #suplierkopijember #kopijemberaja #jenamalokal #bedhagkopi #kopinewongjember #kopienak

Kopi & Ning Jember

Kunjungan calon ning Jember @rani adalah salah satu bentuk dukungan pada UMKM Kopi Jember

Acara Pemilihan Gus & Ning Jember ini diselenggarakan dengan tujuan untuk:

1. Mengembangkan bakat, kreativitas dan kemampuan generasi muda sebagai representasi daerah yang berprestasi di bidang Pariwisata.

2. Meningkatkan citra positif Pariwisata Kabupaten Jember sebagai daerah tujuan wisata utama.

3. Dapat menjual atau mempromosikan potensi obyek dan daya tarik wisata Kabupaten Jember di kota ataupun di provinsi lain di Indonesia.

4. Membentuk Gus & Ning Jember sebagai Duta Wisata Kabupaten Jember yang mempunyai kemampuan dan wawasan yang luas serta profesional dalam mempromosikan potensi-potensi wisata yang ada di Kabupaten Jember.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk Menumbuhkan, mengembangkan, membina dan melestarikan nilai-nilai seni budaya bangsa. Dan Memberdayakan generasi muda untuk berprestasi di bidang Pariwisata dan membentuk Gus & Ning Jember secara profesional.

#kopijember #dutawisatajember #pariwisatajember #umkmkopijember #brandlokaljember #jenamalokaljember #bedhagkopi #kolaborasi #ningjember

Kopi Wine Halal

Kopi Wine mungkin orang sudah berpikir macam-macam. Tapi tahukah anda, wine dan kopi adalah dua hal yang sangat berbeda. Wine terbuat dari anggur sedangkan kopi adalah kopi.

Kemudian apa pula wine coffee itu? Wine coffee sendiri adalah jenis proses pascapanen yang dialami kopi tersebut dan melahirkan sebuah (yang katanya) cita rasa unik menyerupai aroma wine. Dengan kata lain wine coffee juga bisa disebut dengan coffee fermented atau kopi yang mengalami proses fermentasi sebelum menjadi biji kopi.

Lalu apakah semua kopi bisa diproses menjadi wine coffee? Menurut S Dewa, seorang petani kopi di Jember Jawa Timur, kopi yang baik untuk diproses menjadi wine coffee adalah kopi yang ditanam di atas ketinggian at least 1500 mdpl.

Kenapa harus di ketinggian tertentu, karena (katanya) semakin tinggi kopi ditanam maka akan semakin banyak getahnya. Sedangkan jenis kopinya bisa apa saja peaberry juga bisa asal kualitasnya baik. Ceri kopi yang dipilih haruslah ceri merah penuh dan memang harus siap panen betul.

“Setelah pemilihan ceri merah kopi, selanjutnya ceri kopi ini akan mengalami dry process yang hampir mirip dengan natural process yaitu penjemuran langsung hingga ceri kopi tersebut mengering secara alami. Jika natural process kira-kira memakan waktu penjemuran selama dua minggu, maka wine coffee memakan waktu 30 – 45 hari (tergantung cuaca juga). Proses penjemurannya memang sengaja lebih panjang karena petani percaya bahwa semakin lama dijemur, maka ceri akan semakin melekat dengan biji kopi. Dan itulah yang kelak mengeluarkan rasa dan aroma wine,” kata S Dewa.

Di Indonesia sendiri sudah banyak perkebunan kopi yang menerapkan proses wine coffee ini. Tak hanya di Jember dan sekitarnya, di pulau Jawa dan pulau-pulau lain sudah ada wine coffee. Menurut petani, harga wine coffee ini lebih tinggi dari harga kopi lain karena memang prosesnya yang terbilang sulit dan memakan waktu yang lama. Wine coffee ini punya penikmat sendiri dan banyak penggemarnya juga.

Pertanyaan klasik dari kopi wineadalah “Bisa bikin mabuk? Halal tidak?”

Kopi Wine diproses menggunakan teknik fermentasi. Yaitu, dengan memasukan ceri kopi ke dalam tempat tertutup. Biasanya petani menggunakan karung plastik. Ceri kopi dimasukkan ke dalam kantung-kantung plastik untuk mengalami proses fermentasi sempurna. Beberapa petani mendiamkan ceri dalam tempat tertutup ini selama 30 – 45 hari.

Semakin lama semakin sempurna hasil fermentasinya. Setelah difermentasikan, barulah dijemur hingga kering. Oh, ya, apa sih fungsinya fermentasi selama itu? Kalau kalian pernah ke kebun kopi dan panen ceri paling merah, kemudian mencicipinya, itu ada aroma-aroma manis, begitu pun rasanya. Nah, ketika proses fermentasi, rasa-rasa di ceri merah ini secara perlahan meresap ke dalam biji kopi. Setelah meresap, lalu diikat aromanya di dalam DNA biji kopi, kemudian dijemur hingga mengering. Setelah mengering, barulah digiling untuk melepaskan kulit ceri yang sudah mengeras tadi. Setelah dilepaskan kulit cerinya, biji kopi akan dijemur lagi dan selanjutnya akan menuju proses roasting.

Sebenarnya, kalau mencicip kopi dengan Black Honey Process dan Natural Process, itu lightly mirip dengan Natural Wine Process. Bedanya, di tingkat aroma, kompleksitas rasa dan asamnya saja. Kalau boleh dibilang, Kopi Wine adalah next level-nya Black Honey dan Natural Process. Namun, semua itu tergantung jenis kopi dan panenannya.

Untuk memenuhi syarat rasa winey adalah, pertama, semua kopi yang dipanen harus ceri merah dan kopi arabika yang tumbuh di atas 1.500 dpl atau Liberika. Karena menurut penerawangan tukang kopi, semakin berada di ketinggian, getah kopi semakin banyak dan semakin bagus juga untuk diproses menjadi Kopi Wine. Entahlah itu bener atau nggak.

Belakangan, jika ditelurusi, Kopi Wine yang cukup terkenal adalah dari daerah Jawa Timur. Khususnya Jember. Jadi, lebih terkenal istilah “Kopi Anggur” dibandingkan kopi Wine karena terbuat dari jenis kopi Liberika. Sebagai info saja, Kopi Wine ini sebenarnya bisa diterapkan oleh semua petani kopi di seluruh pemilik Single Origin di Indonesia. Mulai dari Gayo Wine hingga Wamena Wine. Dari Toraja Wine hingga Malabar Wine.

Jadi bukan jenis kopinya, tetapi proses pengolahannya. Seperti juga, Dry Process atau pun Washed Process yang bisa diterapkan di semua kopi, lebih tepatnya kopi Arabika atau Liberika. Jadi jelas hukumnya kopi wine ini, halal.

Kopi Liberika Jember Jawa Timur Indonesia

Hanya ingin meramaikan dunia perkopian Nusantara dengan metode paska panen yang sedikit berbeda, sekaligus membudidayakan kembali kopi Liberika Kuning yang sudah mulai langka di daerah kami 🤗
#sukmaelangplantation
#yelowlibericacoffee
#qproccessinglevel3
#experiencejembercoffee
#paradisecoffeejember
#bedhagkopi#liberikajember#kopiindonesia#liberikawine#kopianggur
Note :
Coffee Wine is a kind of Liberica coffee grown in the Sukma Elang plateu Jember. Planted from a height of 500 m above sea level.
Coffee Wine is not a coffee mixed with wine but the selected coffee beans are quoted without shelled and then fermented in a long time.
The coffee seeds are oval shaped with a light brown color after this wine its hard to forget because it has a strong taste . It feels longer left on the longue. The strength of this coffee flavor lies in the dominant sour taste , there id little sweetnes and bitternes.
From the aroma alone has made us think, let alone taste it ?

Semakin PD dengan sertifikasi halal

SEMAKIN BERKEMBANG: Produk bedhag coffee yang sudah meraih sertifikasi halal mengikuti saat uji kualitas kopi untuk dipertemukan dengan buyer internasional di kafe tebing Taman Botani Sukorambi.

JEMBER, RADARJEMBER.ID Bisnis komoditas kopi semakin menjamur di Kabupaten Jember. Banyak bermunculan produk kopi hingga maraknya tempat nongkrong. Minum kopi sudah menjadi gaya hidup milenial di Indonesia, bahkan di dunia.

Peluang ini ditangkap oleh Doni A Waluyo, pemilik usaha kopi Bedhag Cofee di Jalan Jawa Kecamatan Sumbersari. Mengolah kopi dari hulu hingga hilir. Tak hanya menciptakan produk, namun juga membuat kedai kopi.

“Izin produk kami sudah lengkap sejak 2016, mulai dari PIRT, ijin industri dan lainnya,” kata Doni. Perkembangan yang cukup pesat membuatnya terus berusaha agar penjualan kopi meningkat. Tahun 2018 lalu, dia memperoleh sertifikat halal atas bantuan Bank Indonesia.

Menurut dia, sertifikasi halal membuat dirinya semakin percaya diri untuk memasarkan produk kopi. Sebab mampu menyajikan produk kopi yang halal pada pembeli. “Kalau kita mau memasarkan ke luar Jember, lebih diperhatikan oleh pembeli,” tambahnya.

Logo halal yang terdapat pada produk kopinya semakin membuat dagangan laris, tak hanya lokal, namun hingga tingkat nasional. Bahkan, produknya sudah masuk kategori ekspedisi karena bersertifikat halal. Dibawa ke Malaysia, Jepang, Korea hingga Jerman untuk dipamerkan.

Diakuinya, pasar produk kopi yang dimilikinya masih belum merambah pasar internasional. . Namun, Doni terus bergerak agar bisa tembus pasar internasional. Salah satunya mengikuti uji kualitas kopi untuk dipertemukan dengan pembeli internasional yang diselenggarakan BIN Cigar.

“Meskipun berlogo halal, harga masih tetap sama. Tetapi serapan pasar lebih banyak,” akunya. Dia bisa memasukkan produknya ke supermarket ternama, toko oleh-oleh hingga berbagai outlet. Untuk itu, Doni terus memperbaiki kemasan sesuai dengan Standart Nasional Indonesia (SNI) dan meningkatkan kualitas cita rasa. “Tak kalah penting adalah meningkatkan kepercayaan customer,” tandasnya.

Khairunnisa Musari pakar ekonomi syariah dari IAIN Jember menilai setelah produk kopi mendapat sertifikat halal, perlu penguatan kapasitas produksi. “Saya yakin permintaan akan kopi ini besar, terutama pada pasar internasional,” ucapnya.

Terutama pada Negara muslim yang mensyaratkan produk masuk ke negara mereka harus bersertifikasi halal. “Yang menjadi persoalan justru apakah produk kopi ini mampu memenuhi permintaan,” tegas sekretaris II DPW Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Jawa Timur ini.

Sebagai penggiat ekonomi syariah, dirinya mendorong pemerintah dan stake holder melalui asosiasi profesi agar hadir mendorong ekonomi halal. Terutama bagi UMKM yang sudah memiliki sertifikat halal agar bisa menembus pasar luar.

“Bank Indonesia cukup intens melakukan pembinaan bagi UMKM, membantu pemasarannya,” tutur dosen fakultas ekonomi dan bisnis ini. Bahkan, juga termasuk motor penggerak ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia yang wujudnya pada sektor riil adalah pengembangan ekonomi halal.

Menurut dia, UMKM tidak bisa sendirian dalam mengembangkan usahanya. Butuh sinergi dan dukungan para stakeholder halal, termasuk dalam hal mengakses sertifikat halal maupun mengakses pembiayaan tanpa agunan sebagai insentif.

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur tentang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jember sepanjang 2014-2018, lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Kabupaten Jember. Kemudian disusul Industri Pengolahan.

“Lapangan usaha ini dapat menjadi prioritas untuk dikembangkan sebagai motor industri halal di Jember,” terangnya. Termasuk di Kabupaten Lumajang, Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi.

Usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang bergerak pada lapangan usaha tersebut perlu didorong untuk menghasilkan produk halal yang tidak hanya memenuhi pasar domestik, tapi juga pasar internasional. Apalagi adanya UU Jaminan Produk Halal (JPH) yang memaksa semua produk yang beredar dan diperdagangkan di Indonesia ke depan harus bersertifikasi halal.

Khairinnisa menilai tantangan dalam mewujudkan industri halal adalah penciptaan ekosistem halal, yang turunannya berupa penguatan rantai nilai halal melalui industri halal. Kemudian penguatan keuangan syariah, penguatan UMKM, penguatan ekonomi digital dan penguatan ekosistem pendukung.

“Di Jember, penciptaan rantai nilai halal bisa melalui pesantren-pesantren atau usaha-usaha berbasis komunitas,” tuturnya. Selain itu, strategi yang bisa dilakukan bila merujuk pada Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), strategi utamanya penguatan ekonomi syariah.

Lalu diturunkan menjadi strategi dasar dengan mendorong kebijakan pemerintah daerah yang mendukung ekonomi syariah dan peningkatan sumber daya insani. “Strategi ini diturunkan lagi pada program kerja yang mengarah pada penciptaan rantai nilai halal, penguatan kelembagaan, dan penyediaan infrastruktur,” papar perempuan berkerudung ini.

Diakuinya, ekonomi halal ini merupakan amanat UU JPH yang bersifat wajib. Implikasinya adalah jaminan halal atas produk yang dikonsumsi. Sebab, halal bukan lagi menjadi simbol agama, tetapi halal juga menjadi simbol higienitas, keamanan, kenyamanan yang manfaatnya tidak hanya untuk masyarakat muslim semata.

Dia menegaskan, ekonomi halal sebagai arus baru perekonomian. Harapannya bisa menjadi motor bagi UMKM dan industri halal untuk turut membantu perbaikan defisit transaksi berjalan dengan mengerek ekspor Indonesia. “UMKM yang bergerak pada industri halal berpeluang menjadi penopang perekonomian domestik di tengah pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat,” imbuhnya.

Eksyar Berkembang, Indonesia Punya Peluang Besar

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Wilayah Jember Hestu Wibowo menambahkan untuk mendorong pengembangan potensi ekonomi syariah, membutuhkan dukungan keuangan syariah sebagai sumber pembiayaan aktivitasnya. “Sektor keuangan syariah ini mencakup sektor keuangan komersial,” ucapnya.

Seperti aset perbankan syariah, kapitalisasi pasar modal syariah, dan Industri Keuangan Non Bank Syariah lainnya temasuk Fintech syariah, maupun sektor keuangan sosial melalui optimalisasi zakat, infaq, sedekah, dan wakaf (ZISWAF).

Menurut Hestu, sinergi yang berkesinambungan antara pihak yang berkepentingan, dapat mempercepat pengembangan ekonomi syariah di Indonesia, khususnya di Jember. Yakni terpenuhinya kebutuhan produk halal oleh produk dalam negeri, peningkatan ekspor produk halal, dan peningkatan kinerja perbankan syariah serta Industri Keuangan Non Bank Syariah.

Secara nasional, kata Hestu, ekonomi dan keuangan syariah berkembang cukup baik. Sampai tahun 2018, market share ekonomi dan keuangan syariah mampu menembus porsi 8,50 persen terhadap ekonomi dan keuangan secara keseluruhan.

Begitu juga di Jember, pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah meningkat cukup tinggi. Mampu tumbuh sebesar 69,50 persen disertai tingkat Non Performing Financing (NPF) yang relatif kecil, yakni 1,54 persen hingga September 2019 “Porsi pembiayaan perbankan syariah terhadap total penyaluran dana di Jember mencapai 7,90 persen,” ungkapnya.

Perkembangan ekonomi syariah yang pesat memicu berbagai negara memanfaaatkan peluang ini. Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia punya peluang besar. Bukan sebagai pasar, namun mengambil posisi sebagai pemimpin. “Indonesia hampir selalu masuk peringkat lima besar dalam hal expenditure terbesar di dalam industri halal,” paparnya.

Untuk itu, Bank Indonesia berkomitmen mengembangkan lima aspek yang menjadi kekuatan ekonomi syariah di Indonesia. Yakni keuangan, kuliner, fashion, wirausaha dan hiburan.

Reporter : Bagus Supriadi

Fotografer : Bagus Supriadi

Editor : Bagus Supriadi

Cupping

Cupping, Seni Menilai Secangkir Kopi

Ada sekitar 800 karakter kopi di dunia. Mari kenali lewat cupping, seni menghirup aroma, menyeruput, dan meneguk kopi.

Bak minum anggur, menikmati kopi bukanlah seperti menenggak segelas besar bir. Sehitam neraka, sekuat kematian, dan semanis cinta itulah nikmatnya kopi, kata orang Turki yang mengenalkannya pada orang Barat.

“Rasanya seperti air kobokan!” komentar dosen ahli kajian film Prancis tentang sajian kopi di rehat lokakarya estetika film di IKJ pertengahan 2006 lalu. Kopi yang disajikan itunasgitel (panas, legi, kentel—panas, manis, kental), khas Jawa. Ada pula kopi tubruk dan kopi pekat. Penggemar biasa meminumnya sambil menggigit gula merah. Sedangkan orang Aceh gemar kopi telur, kopi tarik, kopi sanger, dan kopi saring yang kadang disebut cappuccino Aceh.

Sementara, bule dan pencinta kopi sejati akan mencari single origin (kopi murni khas suatu daerah) dan blend (racikan beberapa jenis kopi) yang dinikmati pekat murni—tanpa gula atau susu. Pahit? “Kopi itu sangat berkarakter,” ujar Dewi “Dee” Lestari dalam kumpulan cerpennya,Filosofi Kopi (Truudee Books & Gagas Media, 2006). Nah!

“Ada sekitar 800 karakter kopi,” papar Agustinus Tassi, roaster (ahli penyangrai kopi) dari Caswell’s Fine Coffee and Teas. Ini bisa dikenali dan dipelajari lewat cupping,coffee tasting alias “upacara” singkat mengenali dan membandingkan sejumlah karakter beberapa kopi.

Langkah Panjang Menuju Secangkir Saji
Ada sekitar 10 tahap dilalui biji kopi dari benih sampai ke cangkir saji. Panen dari pohon yang siap berbuah mulai usia tiga tahun saat cherry kopi merah matang di bulan ke-8 lalu diolah dengan cara kering (empat minggu dijemur).

Yang lebih baik, cara basah: cherry kopi direndam, yang mengambang disingkirkan karena bermutu jelek, sisanya dibiarkan 36 jam sambil terus disemprot. Selanjutnya dikeringkan dengan sinar Matahari atau mesin dan dikupas memunculkan biji kopi mentah.

Penyimpanan dengan karung goni di suhu kamar 20 – 25 oC untuk mencegah kandungan aroma menghilang di suhu terlalu panas. Karung goni dipilih karena bahan itu masih memungkinkan aliran udara yang disangga agar tak menyentuh langsung tanah atau lantai. Dengan begini, mutu biji kopi bisa tahan lama.

Penyangraian kopi adalah tahap penting yang melahirkan karakteristiknya.Specialty coffee cafébiasa menyangrai sedikit sesuai kebutuhan. Dengan mesin penyangrai menggunakan LPG, 12 kg biji kopi disangrai 18 menit. Aromanya mulai menguar pada menit ke-10. Kopi hasil sangrai diangin-anginkan selama 1 – 24 jam agar tak lembab, lalu simpan dalam kaleng atau plastik kedap udara dengan katup udara yang memungkinkan kita menghirup aromanya dari luar. Biji kopi sangrai bisa bertahan aroma dan rasanya selama 4 – 5 bulan. Biji kopi digiling begitu akan diseduh, sebab kopi bubuk hanya bertahan mutunya selama dua minggu.

Fragrance, aroma, acidity, dan body adalah karakter utama kopi. Kopi yang baik, karakternya tetap kuat meski dicampur apa saja.

Dalam cupping, yang pertama kita kenali adalah menghirup wangi kopi yang menguar dari dari kopi bubuk yang belum diseduh. Langkah kedua, kita mengambil gelas A berisi 7 g bubuk kopi yang dua menit sebelumnya diseduh air 150 ml dan mendekatkannya ke hidung. Dengan sendok, ampasnya disibak ke pinggir dan dihirup aromanya.

“Sensasi seperti apakah yang terasa dari uapnya?” kata Agus sambil menunjuk ke bagian aroma kopi di bagan lingkaran karakteristik kopi. Apakah enzymatic(seperti bunga, buah, rempah), sugar browning/gula panggang (seperti kacang, karamel, cokelat), atau dry distillation/bakaran (karbon, bumbu, obat-obatan).

“Upacara” ketiga, acidity,keasaman kopi. Pada tahapan ini peserta mengangkat gelas, menyingkirkan ampas ke gelas kosong, menyendok kopi, dan menyeruput sampai bunyi. Saat kopi menyentuh langit-langit mulut dan tepian bawah lidah peserta akan merasakan keasaman seperti ketika menyantap buah atau menyesap anggur, dengan selintas rasa “manis”. Skala penilaiannya 1 (very flat), 3 (very soft), 5 (slightly sharp), 7 (very sharp), dan 10 (very bright).

Keempat, sampailah padapoint terpenting : flavor(cita rasa). Peserta merasakan apakah ada paduan aroma dan rasa ketika kopi menguapi langit-langit mulut saat diseruput. Skala penilaian untuk aspek cita rasa ini antara 1 (terpayah) dan 10 (terhebat).

Langkah kelima, body, kekentalan dari lemak, minyak, dan endapan yang terasa ketika kopi diseruput. “Bayangkan seperti ketika menyeruput susu,” kata Agus. Skala nilainya 1 (very thin), 4 (light), 6 (full), 9 (heavy) dan 10 (very heavy).

Langkah ketiga sampai kelima di atas, kopi cukup diseruput, tak sampai diteguk. Begitu kita cukup merasa-rasa, kopi dimuntahkan lagi ke gelas ampas. Bila belum yakin, bisa diulang lagi. Kopi baru diteguk pada tahap keenam, aftertaste untuk merasakan cita rasa yang melekat di kerongkongan saat kopi diteguk. Skala untuk tahap keenam ini antara 1 (terpayah) dan 10 (terhebat).

Di antara langkah ketiga sempai keenam, kita bisa meneguk air bening untuk menetralkan mulut. Terakhir, kita memberikan cupper’s point/balance atau nilai keseluruhan pada semua kategori tadi dengan skala -5 (terpayah) dan +5 (terhebat).

Selesai dengan kopi A, peserta mengulangi semua langkah tadi pada kopi B. Nilai keseluruhan A dan B menjadi patokan hasil cupping. Sekali lagi, “Tak ada salah atau benar di sini,” ujar Agus serius yang kemudian membuka “rahasia” contoh kopi A dan B. Ternyata kopi A adalah jenis arabika Bali Kintamani dan kopi B adalah jenis Guatemala Huehuetenango. Kalau ada peserta yang menunjukkan “ketakpercayaan”, itu bukan hal luar biasa. Inilah gunanya cupping, mengevaluasi mutu kopi.

Menurut Agus, “semestinya” hasil cupping stabil dari waktu ke waktu, sesuai agtron number (tingkat warna sangrai kopi dari yang terterang sampai tergelap) kopi A dan B. Kalau terjadi kesenjangan nilai 10, itu dianggap terlalu jauh, “‘Tertuduh’-nya bisa saya sebagai penyangrai. Saya mesti mengevaluasi, apakah penyebab ‘turunnya mutu’ ini, dimulai dari mutu biji kopinya dari tingkat petani, atau tak pas saat menyangrai dan menyeduh.”

Bali Kintamani, misalnya, “semestinya” memberi sensasi rasa full body, rich aroma, dan nuansa lemon karena tanaman selanya di dataran tinggi Bali adalah jeruk. Di tangan seorang roaster, dari cupping bisa dihasilkan campuran minuman kopi. Misalnya, Rhino Blend dari campuran arabika dan robusta, serta Caswell’s Espresso dari arabika Indonesia dan Amerika Selatan yang dijagokan – jenis bijinya rahasia perusahaan.

Penyebaran ke seluruh penjuru dunia menghasilkan budaya minum kopi yang khas. Membubuhi kopi dengan susu, gula, dan sebagainya juga tak salah. Yang harus dipegang, kopi yang baik, dicampur apapun tetap terasa dan kuat rasa kopinya.

Biarpun berkutat dengan mengolah kopi ala selera dunia, Agustinus tak menampik gaya minum kopi khas Indonesia. “Saya malah ingin ke Yogyakarta untuk menikmati kopi jos. Belum pernah dengar? Konon, sepotong arang membara dicelupkan ke kopi seduh,” kata Agus. Oh, tak terbayang, hitam bertemu hitam ….

Filosofi Kopi
Mengikuti cupping bak menyiapkan diri menjalanigeneral check upkesehatan dan menonton konser. Kita diharapkan tak menyantap apa pun 30 menit sebelumnya. Tujuannya, agar mulut dan kerongkongan kita netral. Kita juga dianjurkan tidak memakai parfum yang tajam. Yang tak kalah penting, untuk sementara waktu “bunuh” telepon genggam. Ruangan dikondisikan tanpa pewangi dan pendingin udara. Semuanya mendukung tuntutan akan suasana tenang dan konsentrasi penuh.

Cupping adalah “upacara” di specialty coffee café yang rutin diadakan sampai tiga kali seminggu. Idealnya diikuti roaster, barista(peramu kopi), petani kopi, eksportir kopi, dan pencinta kopi sejati. Tujuan cupping adalah menjaga standar mutu kopi yang disajikan pada tamu dan pelanggan.

Di kedai kopi berkesanhomey, itu ada meja kayu persegi empat yang telah ditata untuk “jamuan” delapan orang. Di tengah meja ada empat baki kecil yang masing-masing berisigreen beans (biji kopi yang belum disangrai), dan biji kopi yang sudah disangrai berlabel A dan B yang tampak hitam dan berkilau. Ada lagi dua kantong kertas yang masing-masing berisi kopi bubuk berlabel A dan B. Kopi bubuk inilah contoh kopi yang akan dinilai.

Di hadapan peserta “upacara” telah ditata selembar cupping form di atas lembar coffee Taster’s Flavor Wheel. Di sisinya ada tissuemengalasi sendok kopi ukuran 8 g. Di sebelah depan ada dua gelas kaca ukuran 240 ml berisi kopi seduh berlabel A dan B, gelas kaca tinggi berisi air bening, dan gelas kaca kosong untuk ampas kopi.

“Upacara” dimulai usai Agustinus Tassi membuka resmi dengan pengantar singkat. Peserta mulai beraksi dengan mendekatkan kantong bubuk kopi A ke bawah hidung, menyendok bubuknya mendekat ke hidung dan menghirupfragrance, wangi kopi yang menguar dari kopi bubuk sebelum diseduh. Lalu, peserta memberi penilaian dengan kisaran angka 1 —10, dari yang paling payah sampai terhebat.

“Tak ada ‘salah benar’ dalam menilai kopi dan menikmati kopi dalam beragam cara. Semuanya terpulang pada selera kita sendiri,” tutur Henry Caswell Harmon, si pendiri Caswell’s menenangkan.

Langkah Panjang Menuju Secangkir Saji
Ada sekitar 10 tahap dilalui biji kopi dari benih sampai ke cangkir saji. Panen dari pohon yang siap berbuah mulai usia tiga tahun saat cherry kopi merah matang di bulan ke-8 lalu diolah dengan cara kering (empat minggu dijemur).

Yang lebih baik, cara basah: cherry kopi direndam, yang mengambang disingkirkan karena bermutu jelek, sisanya dibiarkan 36 jam sambil terus disemprot. Selanjutnya dikeringkan dengan sinar Matahari atau mesin dan dikupas memunculkan biji kopi mentah.

Penyimpanan dengan karung goni di suhu kamar 20 – 25 oC untuk mencegah kandungan aroma menghilang di suhu terlalu panas. Karung goni dipilih karena bahan itu masih memungkinkan aliran udara yang disangga agar tak menyentuh langsung tanah atau lantai. Dengan begini, mutu biji kopi bisa tahan lama.

Penyangraian kopi adalah tahap penting yang melahirkan karakteristiknya.Specialty coffee cafébiasa menyangrai sedikit sesuai kebutuhan. Dengan mesin penyangrai menggunakan LPG, 12 kg biji kopi disangrai 18 menit. Aromanya mulai menguar pada menit ke-10. Kopi hasil sangrai diangin-anginkan selama 1 – 24 jam agar tak lembab, lalu simpan dalam kaleng atau plastik kedap udara dengan katup udara yang memungkinkan kita menghirup aromanya dari luar. Biji kopi sangrai bisa bertahan aroma dan rasanya selama 4 – 5 bulan. Biji kopi digiling begitu akan diseduh, sebab kopi bubuk hanya bertahan mutunya selama dua minggu.
Semoga Bermanfaat 🙏🏼