Bagaimanakah kopi yang benar itu?
PERTANYAAN itu sebenarnya sudah sering sekali ditanyakan ke bedhag Kopi, sesering kami bolak-balik membahas tentang bagaimana dan apa-apa saja ciri kopi yang baik dalam berbagai artikel berbeda. Bagi beberapa orang, kopi mungkin subjektif. Tergantung selera masing-masing dan tidak bisa didikte apakah yang mereka minum itu benar atau tidak. Untuk soal rasa dan metode penyeduhan, oke. Itu memang subjektif. Tapi ada hal-hal krusial yang mendasar pada kopi yang, tidak boleh tidak, wajib dipatuhi aturannya. Terutama jika Anda ingin membuat kopi berkualitas, baik bagi tubuh sekaligus nikmat di lidah.
Jadi, bagaimanakah kopi yang benar itu? Berikut adalah rangkuman dari yang pernah kami tuliskan. Silakan disimak, jangan lupa sambil seruput kopi… yang benar. :p
1. Kopi yang tidak disimpan dalam lemari pendingin
Jika kopi disimpan dalam lemari pendingin maka biji kopi, tentu saja, akan menjadi dingin. Suhu biji yang mendingin ini akan memengaruhi proses penyeduhannya nanti.
2. Kopi yang (disarankan) dibeli masih dalam bentuk biji ketimbangbubuk
Kenapa sebaiknya membeli biji kopi alih-alih bubuk kopi? Simpel saja. Supaya Anda bisa menggilingnya sesaat sebelum diseduh. Biji kopi yang baru digiling akan menghasilkan bubuk kopi segar dan tentunya tentunya akan menambah nikmat tersendiri.
Tapi bagaimana kalau tidak punya grinder di rumah? Gampang saja. Cukup beli persediaan bubuk kopi seperlunya, misalnya untuk kebutuhan seminggu sekali. Jadi bubuk kopi yang dibeli akan terus baru dan fresh.
3. Kopi yang bijinya baik
Biji kopi yang baik akan menghasilkan minuman kopi yang baik pula. Masa iya kopi yang rusak bisa menghasilkan minuman yang nikmat?
4. Kopi yang roasting-nya tidak gosong
Sebenarnya ini penghalusan dari too dark roast saja. Lol. Memang ada sebagian penggemar kopi yang menyukai kopi-kopi bertipe dark roast. Alasannya, semakin hitam semakin baik, semakin pahit semakin nikmat. Meski saya tidak sepenuhnya setuju dengan gagasan itu. Pertama, kopi tidak selalu harus hitam dan pahit agar bisa diberi predikat “yang terbaik”. Mungkin yang menganggap demikian belum mengenal kopi manual brewed. Hehe…
Kedua, jika kopi di-roasting terlalu hitam dan gelap maka, pada faktanya, tidak akan ada lagi rasa bawaan (notes/flavor) yang tertinggal pada kopi itu selain rasa gosong saja. Sama seperti buah, nasi atau bahan makanan lainnya, kopi pun kalau disangrai makin lama dan makin dark akan membuat rasanya cuma tinggal gosong dan hangus saja. Kalau sudah begitu, apa masih bisa kopi itu disebut baik?
5. Kopi yang diseduh dengan benar
Proses penyeduhan adalah tahap penting lain untuk menghasilkan kopi berkualitas. Namun banyak juga yang menganggap proses ini remeh. Kopi adalah sains, no matter what. Jadi menyeduhnya pun perlu memerhatikan takaran-takaran seperti berapa suhu dan banyaknya air, gram kopi, dan sebagainya yang diperlukan. Bahkan metode sesederhana a la tubruk pun masih tetap perlu memerhatikan takaran seperti tadi. Berapa sendok bubuk kopi yang ditaruh ke dalam cangkir, seberapa banyak air panasnya… itu juga termasuk penakaran lho. :p
6. Kopi yang menggunakan peralatan kopi bersih
Alat-alat kopi yang tidak bersih juga bisa memengaruhi rasa kopi yang akan diseduh. Misalnya, jika filter flannel yang akan Anda gunakan masih tersisa residu dari kopi sebelumnya, menurut Anda rasanya bakal nikmat atau tidak? Begitu juga misalnya kalau server atau dripper kopi masih tersisa noda kopi dari minuman sebelumnya, yaiks… Jangan sampai rasa kopi berubah lantaran perkara sepele seperti ini.
7. Dan yang jelas, BUKAN KOPI INSTAN. Lol.
Again and again, instant coffee is not an option. Ada pembaca yang memberi kesimpulan menarik beberapa waktu lalu: kopi instan itu bukan kopi, tapi minuman rasa kopi. Haha… Saya setuju dengan itu.
Demikianlah beberapa petunjuk tentang kopi yang benar. Semoga mencerahkan dan… selamat minum kopi yang benar! :p